
Kakao merupakan tanaman perkebunan yang memiliki nilai ekonomi tinggi, terutama dalam perdagangan global. Namun, produksi biji kakao sangat dipengaruhi oleh keberadaan hama dan penyakit tanaman. Lalu, bagaimana suatu perusahaan menanggapi tantangan tersebut dari sudut pandang penelitian dan teknologi?
Program Magister Ilmu Hama Tanaman (MIHT), Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan UGM menyelenggarakan Guest Lecture yang menghadirkan Jerome Niogret, Ph.D. dari James Cook University dan MARS, dengan moderator Prof. Y. Andi Trisyono. Acara ini berlangsung pada tanggal 8 Juli 2025 di Ruang Ventura, Agrotropica Learning Center (AGLC), Fakultas Pertanian, UGM. Sesi ini berfokus pada topik “Advancing Cacao Resilience R&D in Pest and Disease Management from the Cocoa Industry” dan dihadiri oleh 36 peserta, baik secara luring maupun daring melalui platform Zoom. Para peserta terdiri dari mahasiswa dan dosen UGM, serta peneliti dari berbagai institusi di Indonesia.
Dalam sesi ini, Jerome memulai dengan membagikan kisah perjalanan pendidikannya hingga menjadi adjunct professor di Program Studi MIHT UGM. Ia kemudian memaparkan tinjauan umum mengenai produksi kakao di dunia, khususnya di Indonesia, serta menyoroti infestasi hama dan penyakit yang mengancam keberlanjutan produksi kakao. Ia juga menekankan pentingnya penguatan fasilitas penelitian di Indonesia, khususnya melalui MARS Academy yang dilengkapi dengan Advanced Research Laboratory sebagai peluang kemitraan dengan universitas dan lembaga penelitian.
Selain itu, Jerome memperkenalkan konsep Pengelolaan Hama Terpadu (PHT) yang diterapkan dalam pengelolaan hama dan penyakit tanaman melalui deteksi, mitigasi, dan tindakan preventif. Beberapa teknologi yang sedang dikaji untuk mendukung pengendalian OPT yang efektif meliputi penelitian tentang pembiakan massal serangga penggerek buah kakao Ephestia sp. dan Helopeltis sp., serta pengembangan teknologi berbasis feromon dan repelent untuk tindakan pencegahan dan mitigasi.
Sesi ini juga mencakup diskusi interaktif, di mana para peserta aktif berdialog dengan Jerome, mereka mengajukan pertanyaan seputar dampak penggunaan insektisida terhadap penyerbuk bunga kakao, persyaratan penerapan PHT, kendala dalam implementasi hasil penelitian, serta penggunaan alat GC-EAD untuk menganalisis komponen volatil yang direspons oleh antena serangga, khususnya Conopomorpha cramerella.
Sebagai penutup, Jerome dan Prof. Andi mendorong para mahasiswa untuk mengambil peluang penelitian bersama melalui MARS Academy, baik untuk skripsi, tesis, disertasi, maupun program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Kuliah ini menegaskan komitmen Departemen Perlindungan Tanaman UGM dalam mendukung pengelolaan hama dan penyakit tanaman secara berkelanjutan, sekaligus berkontribusi terhadap pencapaian SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim, SDG 15: Kehidupan di Darat, dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Kolaborasi antara UGM, James Cook University, dan MARS ini memberikan perspektif berharga mengenai masa depan produksi kakao di Indonesia, dengan menekankan pentingnya inovasi, keberlanjutan, dan kemitraan global sebagai pendorong utama kemajuan sektor pertanian.
Penulis: Riya Fatma Sari